Deskripsi: Pengertian dan sejarah suku Minangkabau, bahasa dan kebudayaan adatnya.
Suku Minangkabau atau yang lebih dikenal dengan sebutan Minang adalah entitas budaya yang menggunakan bahasa, tradisi sistem kekeluargaan matrilineal, dan mayoritas memeluk agama Islam.
Dari segi geografis, masyarakat Minangkabau menghuni daratan Sumatera Barat, dan sekitarnya.
Di kalangan masyarakat awam, masyarakat Minangkabau acapkali disamakan dan disebut sebagai orang Padang.
Akan tetapi yang sebenarnya, tidak semua orang dari Padang adalah etnis Minangkabau, dan orang-orang suku Minangkabau juga tidak selalu tinggal di Kota Padang, yang merupakan ibu kota Sumatera Barat.
Daftar Isi
Asal Usul Etnis Minangkabau

Nama ras Minangkabau berasal dari dua kata, yaitu “Minang” dan “Kabau”, yang merupakan cerita rakyat turun temurun di kalangan masyarakat Minang (Tambo).
Cerita tersebut mengisahkan tentang nenek moyang etnis Minangkabau yang adalah keturunan dari Iskandar Zulkarnain.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh para ahli, disebutkan bahwa Suku Minangkabau adalah bagian dari komunitas Melayu Muda (Deutro Melayu) yang bermigrasi dari China Selatan kemudian memasuki kawasan pulau Sumatera bagian timur hingga tiba di dataran tinggi Padang.
Pada awalnya, penyebutan untuk etnis Minang disamakan dengan Melayu. Namun, di abad ke-19 cara menyebut kedua suku tersebut dibedakan.
Hal tersebut dikarenakan perbedaan budaya matrilineal masyarakat Minangkabau, yang berbanding terbalik dengan patrilineal Melayu.
Meskipun Sumatera Barat merupakan kampung halaman bagi etnis masyarakat Minangkabau.
Ada beberapa suku lain yang berdiam di sana, terutama sejak peristiwa Perang Paderi yang terjadi di abad 18 M, di mana etnis Batak dan Mandailing turut bermukim di wilayah tersebut.
Nama Rumah Adat Minangkabau

Rumah adat etnis Minangkabau adalah Rumah Gadang. Berdasarkan tradisi yang berkembang, bangunan harus didirikan di tanah kepunyaan keluarga induk.
Rumah Gadang mengusung pola bentuk persegi empat memanjang, dan dibagi menjadi dua bagian, yaitu depan dan belakang.
Salah satu ciri unik dari Rumah Gadang adalah karena dibangun dengan model rumah panggung, dengan atap berbentuk menonjol layaknya tanduk kerbau.
Di kalangan masyarakat tradisional, umumnya di halaman depan rumah akan dibangun rangkiang (tempat menyimpan bahan makanan).
Dalam budaya Minangkabau, pria yang telah beristri diharuskan tinggal di rumah istrinya. Jika masih lajang, biasanya kaum laki-laki harus tinggal di surau yang letaknya tidak begitu jauh dengan rumah orangtuanya.
Jadi, untuk etnis Minangkabau, surau bukan hanya difungsikan sebagai tempat ibadah.
Rumah Gadang tidak boleh didirikan di sembarang kawasan. Hanya di wilayah yang memiliki status “Nagari” saja Rumah Gadang bisa dibangun.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila di daerah rantau masyarakat Minangkabau tidak ada Rumah Gadang, meskipun warung Padang di mana-mana.
Pakaian Adat Suku Minangkabau

Masyarakat Minangkabau memiliki pakaian adat yang cukup variatif, dan biasanya dikenakan sesuai acara yang diselenggarakan.
Di bawah ini adalah 3 jenis busana adat Minangkabau yang masih digunakan hingga saat ini:
1. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang (Wanita)
Limpapeh rumah nan gadang bukan hanya memiliki fungsi sekedar busana, namun juga lambang kebesaran bagi kaum wanita Minangkabau.
Limpapeh memiliki arti tiang tengah bangunan. Dalam budaya Minangkabau, perempuan memiliki peran penting dalam keluarga.
Busana limpapeh terdiri atas beberapa bagian, seperti baju batabue, minsie, lalu dilengkapi berbagai aksesoris, seperti hiasan kepala perempuan berbentuk runcing serta bercabang, sarung, salempang, kalung, dan gelang.
2. Pakaian Penghulu (Pria)
Busana tradisional pria Minangkabau disebut dengan nama penghulu. Umumnya terdiri atas berbagai perlengkapan yang menjadi entitas budaya sebuah masyarakat.
Dalam tradisi Minangkabau, tidak semua orang dapat memakai penghulu.
Perlengkapan pakaian penghulu terdiri atas, destar (tutup kepala), baju berwarna hitam yang melambangkan kepemimpinan, sarawa, sasampiang, cawek atau ikat pinggang, Sandang (kain persegi empat), keris, dan yang terakhir adalah tongkat.
3. Busana Pengantin

Pakaian pengantin etnis Minangkabau dipengaruhi oleh budaya dari Tiongkok dan Eropa. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan warna dan corak yang diaplikasikan pada busana.
Selain itu, pakaian pengantin Minangkabau juga dilengkapi dengan aksesoris yang lebih meriah.
Bahasa Etnis Minangkabau
Bahasa tradisional yang digunakan oleh Suku Minangkabau memiliki dialek yang cukup variatif. Bahkan, tutur yang dimiliki oleh masyarakat antar desa bisa berbeda.
Namun, perbedaan dialek terbesar diucapkan oleh masyarakat yang tinggal di Pesisir Selatan dan Bengkulu.
Beberapa ahli berpendapat apabila bahasa Minangkabau merupakan cabang dari rumpun Austronesia. Meskipun dialeknya sangat berbeda, namun terdapat cukup banyak persamaan kosakata.
Namun, tidak sedikit ahli yang membantah anggapan tersebut.
Selain mengandung serapan Melayu, bahasa Minangkabau juga dipengaruhi oleh bahasa lain, seperti Arab, Sansekerta, Persia, dan Tamil.
Kosakata berbahasa Tamil dan Sansekerta dapat ditemukan di prasasti Minangkabau.
Ciri Khas Etnis Minangkabau
Hingga saat ini, Suku Minangkabau masih tetap memegang teguh peribahasa “Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”, yang berarti “Adat yang didasari oleh hukum Islam, dan mengacu pada Kitabullah”.
Hal tersebut dikarenakan mayoritas etnis Minangkabau memeluk agama Islam.
Ciri khas lain dari ras Minangkabau adalah tradisi matrilineal yang dianut oleh masyarakatnya. Matrilineal berarti alur keturunan berasal dari pihak perempuan (Ibu).
Jadi, perempuan mempunyai peran penting dalam mengambil keputusan di dalam keluarganya.
Kebudayaan Etnis Minangkabau
Masyarakat Minangkabau memiliki beragam budaya yang masih dilestarikan hingga sekarang. Tradisi tersebut dapat dilihat di berbagai acara kesenian, kebudayaan, maupun ketika orang Minangkabau menyelenggarakan perhelatan adat.
Berikut ini adalah beberapa budaya etnis Minangkabau:
1. Baralek (Perkawinan)
Adat perkawinan dalam masyarakat Minangkabau terdiri atas beberapa proses. Mulai dari maminang, manjapui marapulai, hingga basandiang.
Setelah resepsi selesai, maka pengantin perempuan akan memoboyong suaminya pulang ke rumahnya.
2. Upacara Adat
Sebagian besar masyarakat Suku Minangkabau memeluk agama Islam. Namun, penyelenggaraan adat yang telah disesuaikan dengan kepercayaan penduduk setempat tetap dilaksanakan.
Contohnya adalah, upacara Tabuik, Kitan, Katam, dan selamatan.
3. Tari Tradisional
Kebudayaan Minangkabau juga melingkupi tari-tarian tradisional.
Beberapa tari yang paling populer di kalangan etnis ini antara lain adalah, tarian Pencak (mengaplikasikan gaya silat), tarian Perintang (tarian dengan gaya bebas), tarian Kaba (bercerita sambil menari) dan ada juga tari Piring yang banyak di tampilkan di acara adat.

4. Musik
Masyarakat Minangkabau memiliki beberapa alat musik tradisional yang dimainkan untuk mengiringi tari-tarian.
Beberapa alat musik khas Minangkabau antara lain adalah, talempong, saluang, rabab, pupuik batang padi, basi, pupuik tanduak, sarunai, dan tambua tasa.
5. Permainan Tradisional
Etnis ini mempunyai bermacam-macam permainan tradisional yang diwariskan turun-temurun, dan masih sering dimainkan sampai sekarang, misalnya sipak rago (sepak raga), badia batuang (meriam bambu), cak bur (gala panjang), dan sipak tekong (petak umpet).
6. Matrilineal
Budaya matrilineal (jalur kekerabatan diteruskan dari pihak ibu). Jadi, perempuan ditempatkan sebagai pihak pewaris harta pusaka.
Sementara itu, keluarga dari pihak ayah diperlakukan sebagai tamu. Oleh karena itulah, para perempuan disebut Bundo Kanduang.
7. Olahraga Tradisional
Pacuan Kuda sudah menjadi tradisi olahraga yang sejak lama diselenggarakan oleh masyarakat Minangkabau.
Olahraga berkuda ini dijadikan sebagai perlombaan tahunan sampai sekarang.
Selain terkenal dengan kuliner tradisionalnya yang dikenal dengan nama masakan Padang, Suku Minangkabau juga mempunyai kekayaan budaya dan adat istiadat khas warisan leluhur.
Wajar saja apabila banyak pihak yang sangat antusias mendalami kebudayaan etnis Minangkabau.