Rumah Adat Sulawesi Utara

Rumah panggung adalah rumah tradisional Sulawesi Utara, yang sebenarnya bukan gaya arsitektur baru.

Rumat adat Sulawesi Utara sendiri disebut dengan nama Walewongko. Rumah Walewongko sendiri memiliki bentuk seperti rumah panggung.

Sejak dulu, arsitektur tradisional Indonesia telah menerapkan arsitektur rumah panggung, dan prinsip rumah panggung masih bisa digunakan untuk mendesain rumah modern hingga saat ini. Seperti apakah keunikan rumah Walewongko itu sendiri?

Daftar Isi

Keunikan Rumah Adat Sulawesi Utara, Walewongko

Sulawesi Utara adalah salah satu dari 32 provinsi di Republik Indonesia, dengan ibukotanya adalah Manado yang sebelumnya juga disebut “Menado”.

Rumah panggung tradisional adalah rumah suku Minahasa. Rumah tradisional Minahasa dapat ditemui di banyak wilayah Sulawesi Utara tepatnya di wilayah-wilayah pedesaan.

Rumah itu adalah rumah yang terbuat dari panggung kayu. Rumah yang dikenal sebagai Walewongko. Berikut ini adalah keunikan yang ada dalam rumah tradisional Walewongko :

1. Membentuk tangga seperti huruf X

Salah satu ciri khas Minahasa adalah, membentuk tangga. Tangga biasanya berbentuk seperti huruf X.

Menurut kepercayaan yang dipegang oleh para leluhur Minahasa, konstruksi tangga yang ada dalam rumah Walewongko memiliki tujuan untuk mengusir roh jahat apabila ada roh jahat yang ingin datang maka ia akan terpeleset dan sulit menaiki tangga berikutnya.

2. Mempunyai dua tangga yang dipercaya untuk mengusir roh halus

Walewongko

Rumah tinggi memiliki dua tangga yang terletak di kanan dan kiri di depan rumah. Meskipun bentuk rumah ini telah dimodernisasi, jumlah tangga di depan rumah tinggi selalu dua.

Menurut ajaran nenek moyangnya, orang Minahasa percaya, jika ada roh jahat mencoba masuk ke rumah salah satu tangga, roh jahat akan turun kembali ke tangga berikutnya.

3. Dibuat menggunakan rumah kayu

rumah adat minahasa

Kayu yang digunakan untuk membuat rumah Woloan biasanya merbau. Kayu merbau terkenal karena tahan air dan rayap.

Dindingnya terbuat dari kayu nyatok atau kayu chrysolite. Kayu tersebut diimpor dari Minahasa Selatan dan Gorontalo.

Di Sulawesi Utara, ada desa yang terkenal sebagai penghasil rumah tradisional Minahasa. Namanya, desa Woloan. Karena itu, rumah-rumah tradisional di desa yang diproduksi disebut sebagai rumah Woloan.

4. Bisa dibongkar pasang

Uniknya, rumah Walewongko ini adalah rumah yang bisa dirobohkan atau dibongkar. Kayunya bisa dilepas satu per satu. Potongan kayu kemudian dikemas dan dikirim dengan kapal atau pesawat terbang

Ya, karakteristik lain dari sistem rumah Rumah Tinggi yang dapat dibongkar dan dipasang kembali.

Untuk memasukkan bagian mana pun dari rumah, penduduk desa Woloan tidak menggunakan paku, tetapi skrup.

5. Terdapat kompor Dodika

Dalam bahasa Minahasa, terdapat komponen meja kayu bernama kompor Dodika. Untuk bahan bakar memasak, suku Minahasa biasa menggunakan kayu bakar dan minyak tanah.

Tepat di atas dapur, anda dapat melihat sebuah ruangan yang tampak seperti loteng. Di loteng rumah, orang Minahasa biasanya memelihara tanaman, seperti beras dan jagung.

Awalnya, rumah adat Sulawesi Utara ini bentuknya relatif sederhana dengan dinding dan lantai berwarna yang dibiarkan dengan kayu alami dan tidak dicat.

Bisa juga dinding dan lantai rumah-rumah Wale dicat dengan warna pohon kayu yang menyerupai warna alami.

Rumah Wolowangke sangat populer di Indonesia, bahkan dunia! Karena itu, rumah jenis ini banyak sekali dipesan oleh pembeli dari seluruh Indonesia dan luar negeri.

Begitu anda datang ke desa-desa tradisional yang sering memproduksi konstruksi rumah Wale, Anda akan dapat langsung mendengar pukulan palu dan suara menggergaji kayu.

Banyak pekerja dan pengrajin sedang sibuk menyerut atau melukis kayu di desa Woloan.

Baca juga: Sejarah Rumah Adat Sulawesi Tenggara

Tinggalkan komentar