Papua adalah provinsi yang ada di bagian timur negara Indonesia. Hal tersebut bukan menjadi penghalang masyarakat di sana untuk tidak memiliki kebudayaan.
Justru dibilang sangat unik sehingga siapapun pasti ingin melihat langsung. Yuk cari tahu apa saja pakaian adat Papua!
Daftar Isi
Pakaian Adat Papua
Pertama-tama yang perlu ditekankan di sini adalah Papua Barat memiliki pakaian adat yang hampir sama dengan Papua secara garis besar.
Hal ini dikarenakan Papua Barat baru berdiri pada tanggal 18 April 2007, sehingga termasuk daerah baru. Apa saja sih kira-kira pakaian adatnya?
1. Holim atau Koteka

Mungkin beberapa dari Anda sudah tidak asing lagi mendengar nama pakaian ini. Iya, koteka atau holim adalah pakaian adat Papua yang sudah dikenal hingga ke mancanegara. Dinamai koteka karena bentuknya hanya menutupi daerah kemaluan saja.
Namun bagi masyarakat di sana, pakaian ini sudah memenuhi standar kesopanan. Jadi bagaimanapun juga harus dihargai. Bahan pembuatannya dari labu air tua agar awet dan tidak mudah rusak.
Cara pembuatannya yaitu mengambil daging labu air kemudian dikeringkan, dibentuk kerucut dan dipasangkan tali yang nantinya akan diikatkan di bagian pinggang.
Koteka atau holim terbagi menjadi dua jenis, pertama yang dipakai sehari-hari, kedua untuk upacara adat.
Untuk yang dipakai sehari-hari, desainnya sangat sederhana dan sedikit lebih panjang. Sedangkan untuk upacara adat dilengkapi dengan hiasan ukiran khas Provinsi Papua.
2. Rok Rumbai

Jika koteka atau holim dikenakan oleh para pria, maka rok rumbai ini biasa dikenakan oleh perempuan. Kesamaannya, sama-sama terbuat dari bahan alam.
Rok rumbai dibuat dari ijuk atau sagu yang sudah dikeringkan. Inilah yang membuat pakaian adat Papua ini sangat unik.
Beberapa daerah pedalaman, para wanita tidak akan memakai atasan jika memakai rok rumbai. Namun mereka akan memakai lukisan khas Papua untuk menutupi bagian tubuh yang terbuka.
Beberapa lainnya memakai hiasan tambahan di kepala yaitu mahkota berbentuk burung kasuari yang dibuat dari sagu kering. Sama dengan Koteka, rok rumbai juga bisa dipakai baik keseharian atau saat upacara adat.
3. Yokai

Ketiga adalah yokai yang paling sering dikenakan oleh masyarakat Papua di pedalaman. Mereka sangat senang dengan itu karena merasa lebih dekat dengan alam. Namun hanya wanita yang sudah menikah saja yang boleh memakai yokai.
Hal ini juga yang menyebabkan pakaian yokai tidak bisa dijual secara bebas di pasaran. Warna yang mendominasinya adalah coklat dan merah, lengkap dengan hiasan rumbai pada bagian bawah dan atas.
4. Sali

Keempat adalah sali yang juga dipakai oleh wanita di Papua yang belum menikah, kebalikan dari yokai. Bahan pembuatannya berasal dari kulit pohon yang berwarna coklat alami sehingga siapapun yang memakainya terlihat semakin cantik.
5. Ewer

Pakaian ewer memang hampir mirip dengan rok rumbai jika dikenakan oleh perempuan. Perbedaannya, ewer bisa dipakai oleh laki-laki juga.
Untuk penggunaannya, dikombinasikan dengan atasan kain. Bahan pembuatannya tetap alami yaitu dari jerami kering.
6. Kain Rumput

Sama dengan yang sebelumnya, pakaian ini dibuat dari bahan alam, yaitu daun sagu yang sudah kering. Proses pembuatannya adalah daun sagu dipilih, diambil pucuknya saat air sedang pasang.
Jika beberapa poin di atas dikenakan oleh masyarakat Papua pedalaman maka berbeda dengan kain rumput ini yang lebih universal. Biasanya dipakai oleh masyarakat yang lebih modern dan tinggal di daerah Sorong Selatan.
Bagaimana sampai sini sudah paham kan apa saja pakaian adat Papua Barat dan Papua pada umumnya? Apakah Anda tertarik untuk melihat proses pembuatannya secara langsung?
Baca juga: karakteristik rumah adat Papua
Aksesoris yang Sering Dipakai
Anda perlu tahu bahwasanya pakaian adat di Papua terbilang sangat simpel jika dibandingkan daerah yang lainnya. Namun hal tersebut bukan berarti tidak ada aksesoris tambahan.
Berikut ini lengkapnya:
1. Mahkota Kasuari
Mahkota kasuari merupakan hiasan wajib yang harus dipakai oleh masyarakat Papua. Kenapa dinamakan demikian?
Karena bahan dasarnya berasal dari burung kasuari. Namun saat ini ada juga yang menggunakan bulu kelinci, sagu kering atau yang lainnya.
2. Tas Noken
Selanjutnya adalah tas noken yang terbuat dari anyaman kulit. Masih sama, yaitu terbuat dari bahan alami. Penggunaannya sama dengan tas seperti pada umumnya, yaitu diselempangkan di punggung, tapi ada yang unik ketika anak-anak memakainya.
Mereka menyelempangkan di kepala seperti memakai bando. Bagaimana sudah terbayang kan?
3. Kalung Gigi Anjing
Nah kalau yang ini walaupun dari namanya terkesan seram tapi sebenarnya tidak, justru indah jika dikenakan. Sudah pasti bahan utamanya adalah gigi anjing yang dirangkai menggunakan tali dan diletakkan pada leher.
Walaupun begitu, cara pengambilan gigi anjing tidak sadis. Masyarakat Papua memilih hewan yang sudah mati dan tidak ada niatan atau unsur untuk melukai.
4. Taring Babi
Keempat adalah taring babi yang dikenakan di hidung. Aksesoris ini wajib dipakai ketika ada upacara adat atau penyambutan tamu. Masyarakat di sana sudah terbiasa akan hal ini sehingga tidak ada rasa sakit, alergi atau semacamnya.
5. Aksesoris Tombak
Terakhir adalah aksesoris tombak yang biasanya dipakai ketika berburu hewan untuk makanan sehari-hari. Bentuknya hampir mirip dengan busur panah tapi lebih tebal dan runcing. Sekali bidik, hewan akan langsung meninggal.
Selain itu ada juga pisau yang dibuat dari burung kasuari, juga kapak dari rotan dan batu yang sudah diruncingkan. Keduanya menjadi senjata masyarakat Papua di pedalaman.
Bagaimana pakaian adat di sana tidak semudah yang dibayangkan dan cukup kompleks kan? Jadi sekarang Anda sudah bisa menjawab jika ditanya selain koteka atau holim.
Non kimia adalah prinsip orang Papua, sehingga bisa dibilang mereka sangat bersahabat dengan alam.
Bagaimana apakah Anda sudah paham apa saja pakaian adat Papua? Jadi, tidak hanya koteka atau holim saja ya, tapi ada juga yang lainnya.
Jangan lupa membeli untuk oleh-oleh orang di rumah, itulah salah satu cara untuk melestarikan dan menyebarkan budaya Indonesia.