Cara Membuat Makalah yang Baik dan Benar, disertai Contoh Makalah

Contoh Makalah – cara membuat makalah adalah salah satu makanan sehari-hari bagi seseorang yang masih berstatus pelajar, yang kuliah maupun yang masih duduk di bangku sekolah.

Bagi kamu seorang siswa yang masih baru dengan makalah, pasti akan kebingungan ketika mendapatkan tugas membuat makalah.

Padahal semakin hari tugas-tugas makalah pasti akan semakin menumpuk dari berbagai bidang pelajaran.

Meskipun sudah banyak yang bisa membuat makalah, tetapi masih ada yang salah dalam menyusun makalah, dan juga salah dalam hal isi makalah tersebut.

Kesalahan tersebut bisa terjadi karena kurang pengetahuan penulis, atau kadang justru ada yang menyusun makalah cuma hasil jiplak dari karya orang lain dari internet, yang isinya belum tentu sesuai dengan yang dibutuhkan.

Seharusnya sebelum menyusun makalah kita harus paham benar cara menyusun makalah yang baik dan benar, dan isi dari makalah.

Sehingga makalah yang kita buat menjadi makalah yang benar-benar makalah, dan bisa di pertanggung jawabkan, karena disusun berdasarkan ilmu dan pedoman yang benar.

Pada tulisan kali ini, kita akan sama-sama belajar bagaimana cara membuat makalah yang baik dan benar, yang sudah disesuaikan dengan pedoman-pedoman dalam penyusunan makalah.

Sehingga nantinya makalah yang kita susun memiliki isi dan susunan yang baik dan benar, dan bukan hanya sekedar makalah.

Apalagi pada zaman sekarang ini, sudah banyak yang mengadakan berbagai perlombaan karya tulis yang tentu harus disusun dalam bentuk makalah.

Ketika makalah yang kita susun baik dan benar, maka bisa jadi makalah kita akan menjadi juara dalam perlombaan tersebut.

Baik, sebelum kita belajar menyusun makalah, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu definisi makalah itu apa?

Daftar Isi

Definisi atau Pengertian Makalah

Seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makalah adalah tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum dalam suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan.

Atau karya tulis pelajar dan mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi.

Sedangkan pengertian makalah secara umum adalah salah satu jenis karya ilmiah dengan pembahasan permasalahan tertentu berdasarkan hasil kajian teori atau kajian lapangan.

Umumnya pembuatan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas tertentu seperti tugas akademik maupun tugas non-akademik.

Menurut ahli bahasa, Bapak Tanjung dan Ardial makalah adalah salah satu karya ilmiah yang memuat pemikiran suatu topik masalah tertentu ditulis dengan cara sistematis, disertai dengan analisis yang rasional dan objektif.

Sedangkan menurut Surakhmad makalah adalah semua jenis tugas kuliah yang wajib diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil karangan atau sebagai pembahasan buku tentang suatu pokok permasalahan.

Sebuah makalah dapat sebagai sarana informasi, demonstrasi dan pemahaman penulis tentang pokok permasalahan yang dikaji oleh penulis dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan masalah tertentu.

Selain itu, makalah bukan sebuah rangkuman namun sebagai sarana untuk menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah.

Ciri-Ciri Makalah yang Baik dan Benar

Meski hampir sama dengan karya ilmiah, tetapi makalah memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan jurnal, artikel, atau Paper.

Berikut ini adalah ciri-ciri makalah dari segi pembahasan yang disajikan di dalamnya. Ciri-ciri makalah dari segi teknis penulisan dan tata cara penyajiannya ada pada pembahasan berikutnya.

  1. Makalah berisi kajian literatur atau laporan suatu kegiatan di lapangan yang sesuai dengan pokok bahasan suatu pelajaran atau mata kuliah tertentu.
  2. Isinya mendemonstrasikan pemahaman si pemakalah tentang sesuatu permasalahan teoritik yang kemudian dikaji dengan menerapkan prosedur, teori, dan prinsip yang berhubungan dengan mata kuliah atau pelajaran.
  3. Menggambarkan kemampuan si pemakalah dalam meramu berbagai teori dan informasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Oleh karenanya makalah harus benar-benar disusun dengan sempurna oleh si pemakalah dengan memperhatikan EYD, tata bahasa, etika menulis, etika mengutip, serta dalam mengambil kesimpulan gagasan.
  4. Memiliki sistematika penulisan yang paten.

Kriteria Makalah yang Baik dan Benar

Selain ciri-ciri di atas, makalah juga harus memenuhi kriteria di bawah ini, agar makalah yang kamu buat bisa dikatakan makalah yang hasilnya berkualitas.

1. Akurat dan Menyeluruh (Comprehensive)

Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan inspirasi secara akurat, dan mengupas pembahasan masalahnya secara lengkap dan tuntas.

Makalah yang disajikan terhitung sudah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan calon pembaca berkenaan dengan topik dan sesudah itu menjawabnya dengan baik.

2. Memiliki Sumber Info yang Baik

Ini adalah hal yang perlu diperhatikan ketika kamu ingin membahas suatu topik di makalah. Makalah yang berkualitas mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya sudah diterbitkan,

Topik didalamnya berkenaan dengan yang kamu akan bahas. Jangan sampai makalah yang kamu buat menjiplak karya orang lain.

Hal ini justru akan merugikan kamu sendiri, karena bisa saja dilaporkan dengan alasan plagiat. Untuk semua fakta dan inspirasi yang bukan merupakan karya asli penulis harus diberikan tanpa kutipan.

Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan dipilih untuk memberikan tambahan ilustrasi inspirasi penulis lain di dalam bahasa mereka sendiri.

3. Seimbang

Ini bermakna bahwa makalah yang disajikan mengupas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang dibicarakan secara objektif dan seimbang, dengan memperhatikan kemampuan dan kelemahan masing-masing.

4. Kreatif

Kreatif di dalam penelitian ilmiah bermakna bahwa makalah yang disusun tidak hanya menyajikan fakta belaka.

Tetapi fakta-fakta itu ditata, dianalisis, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar asumsi dengan langkah penyajian penulisan makalah yang inovatif.

Akan tetapi hal itu tidak bermakna bahwa info yang disajikan itu dikarang atau tidak berdasarkan fakta.

5. Penulisannya Benar Secara Susunan

Ini bermakna bahwa makalah terbebas dari kekeliruan gaya bahasa, tata bahasa, sinyal baca, pemanfaatan kata baik itu kata pengantar atau dalam keseluruhan dalam isi makalah yang disajikan.

6. Tertata yang Baik

Hal ini bermakna bahwa makalah yang akan dibuat mempunyai tujuan yang jelas. Dalam membuat makalah yang berkualitas.

Materinya ditata secara logis, dengan kalimat transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan dengan kecepatan yang tepat.

Jenis-jenis Makalah

Berdasarkan sumber pokok pembahasannya, jenis-jenis makalah dibagi menjadi 3 yaitu makalah induktif, deduktif, dan campuran. Lebih jelasnya perhatikan uraian berikut :

  1. Makalah induktif, disebut makalah induktif karena dikembangkan dengan pola induksi yaitu diawali dengan hal-hal yang bersifat khusus kemudian disimpulkan menjadi hal yang umum, atau singkatnya kalimat utama berada di akhir kalimat. Makalah induktif dalam penyusunannya berdasarkan hasil data empiris yang didapatkan dari penelitian lapangan, tentunya yang masih relevan dengan pokok bahasan.
  2. Makalah Deduktif, disebut makalah deduktif karena dikembangkan dengan pola deduksi, yaitu dijelaskan dengan dari hal yang bersifat umum kemudian menjadi khusus. Artinya paragraf utama berada di awal paragraf kemudian di ikuti oleh kalimat-kalimat pendukung. Dalam penyusunannya makalah jenis ini disusun berdasarkan kajian teoritis yang diambil dari literatur yang sudah ada.
  3. Makalah campuran yakni makalah gabungan antara kedua jenis makalah sebelumnya yaitu jenis makalah deduktif dan induktif. Makalah campuran dasar penyusunannya adalah suatu kajian teoritis dan data empiris. Paragraf-paragraf dalam makalah jenis campuran diawali dengan hal yang umum yang diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas bersifat khusus, kemudian ditutup lagi dengan kalimat kesimpulan yang bersifat umum.

 

Cara Membuat Makalah yang Baik dan Benar

Proses pertama dalam menyusun naskah pengetikan makalah adalah kamu harus tahu format atau aturan dalam penulisan makalah, baik itu jenis kertas, aturan spasi, aturan huruf, rata kiri, kanan, atas bawah jarak kertas.

Meski memang sepele, kamu harus tetap memperhatikan hal-hal tersebut agar makalah mu memenuhi aturan dan tidak terkena coretan dosen, atau guru. Perhatikan poin-poin berikut untuk lebih jelasnya

  • Sampul makalah menggunakan kertas Buffalo (boleh berwarna, yang disesuaikan dengan aturan yang ada) jika tidak ada aturan lebih jelas, berarti menggunakan warna putih.
  • Kertas yang digunakan yaitu kertas A4
  • Model tulisan yang digunakan yaitu jenis Times New Roman, dengan ukuran 12
  • Jarak antar spasi yaitu 1.5
  • Margin kertas sebagai yaitu, atas 4 CM, bawah 3 CM, kanan 3 CM, kiri 4 CM

Setelah masalah teknis awal di atas sudah disesuaikan, langkah berikutnya kita akan bahas teknis mengenai isi makalah. Makalah yang baik dan benar setidak-tidaknya mengandung 8 poin penting sebagai berikut ini:

  1. Cover makalah
  2. Kata pengantar makalah
  3. Daftar isi makalah
  4. Pendahuluan makalah
  5. Pembahasan makalah
  6. Penutup makalah
  7. Daftar pustaka makalah
  8. Lampiran makalah (jika ada hal yang harus dilampirkan)

Itulah poin-poin standar yang biasanya ada pada makalah, tetapi sebenarnya masih ada variasi atau tambahan-tambahan yang tentu sesuai dengan kebutuhan makalah yang akan kamu tulis. Seperti lembar persembahan, motto penulis dan lain-lain.

Untuk lebih jelasnya, kita akan bahas poin demi poin di atas menggunakan contoh-contohnya.

Contoh Cover Makalah (Sampul Depan)

Cover adalah lembar pertama yang menjadi sampul depan makalah. Isinya berupa keterangan tentang judul makalah, siapa penyusunnya, logo instansi atau lembaga.

Dan pada bagian bawahnya diisi dengan nama serta alamat tempat di mana kita mengenyam pendidikan tersebut.

Cover makalah berisi hal-hal berikut ini :

  • Judul makalah, terletak di bagian atas, ditulis dengan huruf kapital, biasanya ukuran tulisannya 14.
  • Logo Sekolah/Kampus/Univeristas, berada di bagian tengah cover, berukuran sedang dan berwarna sesuai logo sekolah atau kampus.
  • Data lengkap penulis, berisi nama lengkap, nomor induk dan kelas/jurusan pemakalah. Jika kelompok maka ditulis semua anggota kelompoknya. Tidak harus huruf kapital.
  • Fakultas/Universitas/sekolah, jika kamu seorang mahasiswa tulis nama fakultas dan nama kampusnya, jika kamu siswa cukup tulis nama sekolah.
  • Kota dan tahun pembuatan makalah.

Semua urusan teknis di atas menggunakan ukuran tulisan 12 dan menggunakan baris rata tengah.

Contoh sampul depan makalah sebagai berikut :

Contoh Makalah #1

Cara Membuat makalah yang baik dan benar
Cara Membuat makalah yang baik dan benar

Contoh Makalah #2

 

Itulah contoh sampul depan (Cover) makalah yang umum digunakan untuk mahasiswa, baik untuk tugas makalah secara individu, atau secara berkelompok.

Cover makalah untuk pelajar SMA pun pada dasarnya sama saja, tinggal sesuaikan dengan kebutuhan yang diminta.

Contoh Kata Pengantar Makalah yang Baik dan Benar

Kata pengantar umumnya berisi terdiri ucapan syukur  kepada sang pencipta, ucapan terima kasih kepada guru pembimbing atau instansi terkait.

Dalam kata pengantar boleh juga ditambahkan harapan-harapan penyusun termasuk saran maupun kritik hingga manfaat dari makalah yang telah dibuatnya tersebut.

Susunan kata pengantar harus dibuat secara sistematis rapi, dan tidak bertele-tele harus memperhatikan kaidah penulisan yang baik dan benar, karena ini kata pengantar yang ditujukan untuk melengkapi susunan karya tulis ilmiah.

Setelah disampaikan poin-poin di atas, kata pengantar harus ditutup dengan ucapan penutup yang biasanya kesimpulan dari apa yang telah dikerjakan.

Berikut adalah contoh sederhana kata pengantar makalah yang baik dan benar :

KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan terimakasih penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan nikmat, sehat dan sempat, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW nabi yang terakhir dan nabi yang paling mulia, karena berkat jasa dan pengorbanan beliau kita dapat pada zaman yang terang benderang seperti ini.

Kepada kedua orangtua, yang tak pernah lelah memberikan doa, mendukung secara lahir maupun bathin, semangat yang begitu hebat, yang karena perjuangan dan ridho mereka, saya dapat menulis karya ini.Kepada dosen pembimbing yang telah menyampaikan materinya dengan sangat baik, sehingga penulis dapat memahami dengan mudah materi yang telah disampaikan oleh beliau.

Penulis meyakini bahwa karya tulis ini sangat memiliki kekurangan, dan besar harapan penulis adanya kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan karya penulisan ini kedepannya.Terimakasih kepada semua pihak dan pembaca yang telah membantu dalam proses pembuatan karya tulis ini. Mohon maaf jika ada beberapa ada kesalahan dalam penulisan ini, itu adalah sebagai salah satu bentuk kekurangan penulis.

Contoh kata pengantar makalah yang baik dan benar lain :

KATA PENGANTAR

 

            Segala puji kami sampaikan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan kami nikmat sehat, dan nikmat kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai hasil dari diskusi kelompok kami terhadap permasalah yang terjadi pada mahasiswa pada era Reformasi, era di mana komunikasi dan media sosial selalu mengawasi kita, dan bahkan sepertinya sudah menjadi keebutuhan kita.  Dimana mungkin apabila kita tidak memiliki alat untuk memanfaatkan teknologi informasi maka kita akan terkena label “manusia norak”  atau bahkan manusia yang tidak bisa mengkuti perkembangan zaman. Gaptek. Terimakasih kepada orangtua kami yang terus mendukung kami baik secara fisik maupun non fisik, karena berkat dorongan dan restu dari orangtua yang selama ini mereka panjatkan kami bisa bertemu di sini, dalam kelompok ini, dan mudah-mudahan perbincangan selanjutnya membawa kebaikan dalam setiap usaha yang telah kami berikan. Harapan kami adalah pembaca bisa memahami konsep dasar mahasiswa, dan bagaimana posisinya dalam memabangun bangsa Indonesia, karena mahasiswa lah yang akan melanjutkan estafet perjuangan Indonesia, agar menjadi negeri yang lebih baik. Mohon maaf kami sampaikan apabila dalam penyususnan karya tulis ini masih banyak kekurangan, dan kami berharap agar pembaca memberikan kritikan dan masukan yang membangun, demi kebaikan kita semua.

Itulah contoh kata pengantar, silahkan kamu teliti dan sesuaikan dengan yang kamu butuhkan.

Contoh Daftar Isi Makalah yang Baik dan Benar

Setelah menyusun kata pengantar dengan baik dan benar, susunan dari makalah selanjutnya adalah membuat daftar isi makalah, yang berisi halaman-halaman dari setiap judul atau topik bahasan dari judul tersebut.

Daftar isi makalah memudahkan pembaca untuk mencari bahasan topik yang kamu bahas dalam makalah, sehingga tidak mencari satu persatu, selain itu daftar isi makalah membantu melihat seluruh bahasan topik yang kamu bahas dalam makalah tersebut.

Berbeda dari daftar isi buku atau novel, daftar isi makalah berisi titik-titik panjang sebelum nomor halaman. Di Microsoft Word ada fitur untuk membuat halaman otomatis dari makalah yang kamu buat.

Berikut adalah daftar isi makalah yang baik dan benar :

Contoh Daftar Isi Makalah yang baik dan benar
Contoh Daftar Isi Makalah yang baik dan benar

Itulah contoh daftar pustaka yang baik dan benar, pembahasan lebih lanjut untuk membuat daftar isi otomatis kamu bisa lihat di sumber yang lain.

Contoh Pendahuluan Makalah yang Baik dan Benar

Biasanya pendahuluan tentang gambaran secara umum makalah tersebut, yang berisi penjelasan dari uraian abstrak pemikiran.

Secara teknis rangkaian penulisan dari pendahuluan makalah yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan.

  • Latar belakang : berisi tentang suatu hal yang menarik yang menjadi landasan pemikiran pemakalah mengambil tema tersebut. Biasanya latar belakang menggunakan teknik penulisan piramid, yang artinya memulai sebuah topik tulisan dari yang umum ke yang lebih khusus.
  • Rumusan masalah : berisi tentang masalah apa saja yang akan dibahas dan diungkap dalam makalah yang berupa pertanyaan-pertanyaan (5W+1H)
  • Maksud dan tujuan : berisi tentang maksud dan tujuan yang hendak penulis capai dalam makalah tersebut.

Perhatikan contoh pendahuluan makalah di bawah ini :

PENDAHULUAN

 

1.1       Latar Belakang Masalah

 

Pendidikan kewarganegaraan telah muncul sebelum adanya pengakuan yang sah secara defacto dan de jure untuk negera Indonesia. Pendidikan kewarganegaaan kuno bisa dilihat ketika sistem kesukuan dan kerajaan. Namun secara resmi disebut sebagai sebuah pendidkan di Indonesia adalah mulai tahun 1957 dengan nama pendidikan kewarganegaraan, tahun 1959 dengan pelajaran Civics, tahun 1962 diganti dengan kewargaan negara, tahun 1968 pendidikan kewargaan negara, tahun 1975 diganti dengan PMP (pendidkan moral pancasila), kemudian tahun 1978 PMP dengan materinya P-4 nya yang paling dominan. Dan pada awal reformasi tahun 1994 diganti dengan PPKn. Perubahan yang terjadi adalah dengan dicabutnya materi P-4 pada tahun 1999. Dan pada akhirnya diganti dengan pendidikan kewarganegaraan dengan adanya masa reformasi. (lidia, 2015).

 

Pada masa reformasi dan kebebasan sekarang ini namun nampaknya pendidikan kewarganegaraan masih belum mampu menumbuhkan rasa kewargenagaraan dan rasa petriotis terhadap masyarakat Indonesia, apalagi mahasiswa. Mahasiswa yang harusnya bisa menjadi pelopor perubahan dan penerus bagi bangsa ini, sudah seharusnya mampu memahami sejarah, karakter, dan perjuangan bangsa Indonesia, agar ketika mahasiswa itu menjadi pemimpin dapat meneruskan estafet perjuangan panjang cita-cita bangsa ini.

 

Kita tengok sejarah dulu betapa mahasiswa dan pemuda sering sekali memberikan kontribusi nyata terhadap neger ini, meskipun dulu sering gerakan mereka sangat dibatasi oleh pemimpin yang diktator, sehingga pada akhirnya rezim pun runtuh oleh mahasiswa, namun kenyataan yang terjadi saat ini, ketika kebebasan terhadap mahasiswa mulai diberikan, mahasiswa malah kehilangan jati diri mereka, dan mulai menyibukan diri untuk kepentingan pribadi, sepertinya mahasiswa saat ini mulai kehilangan jati diri mereka.

1.2       Rumusan Masalah

Atas dasar masalah yang terjadi saat ini, seperti yang telah penulis sampaikan di atas, maka penulis meremuskan beberapa masalah speerti di bawah ini :

  1. Bagaimana pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap pergerakan mahasiswa saat ini?
  2. Apa perbedaan mahasiswa dulu dan pergerkan mahasiswa saat ini?

1.3       Batasan Masalah

Batasan masalah pada makalah ini, yaitu pemahaman pendidikan kewarganegaraan mahasiswa pada masa orde lama, dan reformasi saat ini.

1.4       Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan kewarganegaraan di Indonesia
  2. Untuk mengetahui perbandingan sistem pendidikan kewarganegaraan pada masa orde lama dan pada masa reformasi
  3. Untuk mengukur sejauh mana pendidikan kewarganegaraan terhadap eskalasi pergerakan mahasiswa
  4. Sebagai bahan diskusi dalam matakuliah pendidikan kewarganegaraan

1.5       Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan kewargenegaraan pada masa orde baru, dan bagaimana sistem penddikan kewarganegaraan pada masa reformasi ini, dan bagaimana pergerakan mahasiswa dengan adanya sistem pendidikan kewargengaraan tersebut, sehingga kita dapat menarik kesimpulan sistem pendidikan kewargenagaraan semacam apa yang cocok diterapkan di Perguruan Tinggi untuk menunjang pergerakan mahasiswa.

Contoh Pembahasan atau Isi Makalah

Ini adalah inti dari sebuah makalah yang baik dan benar. Pada bagian inilah kamu memaparkan segala teori, metode penelitian, sasaran penelitian dan penjabaran atas penelitian atau laporan hasil penemuan di lapangan.

Sekaligus menjelaskan permasalahan yang ditulis dalam bab pertama, dan menjawab semua pertanyaan dan rumusan masalah.

Pembahasan pada makalah yang baik dan benar berisi data-data fakta mendukung yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif serta teori-teori yang digunakan untuk menguatkan gagasan yang kamu angkat.

Data penelitian dapat disajikan dalam bentuk diagram, tabel atau grafik yang mudah dipahami oleh pembaca. Jika data yang didapat dari hasil wawancara maka pemakalah dapat menuliskan kutipan dari narasumber.

Pada bagian pembahasan makalah yang harus diperhatikan adalah, pemakalah tidak boleh menuliskan hasil opininya sendiri yang bersifat subjektif. Karena semua asumsi yang ada pada bagian pembahasan makalah haruslah berdasarkan data dan fakta atau literatur.

Perhatikan contoh pembahasan makalah yang baik dan benar berikut :

PEMBAHASAN

 

3.1       Keadaan Pendidikan Kewargengaraan Pada Masa Orde Baru

 

Adagium “Ganti Menteri, Ganti Kurikulum”  dalam dunia pendidikan Indonesia, agaknya kurang tepat diarahkan terhadap Pancasila sebagai bidang kajian model pendidikan kewargenegaraan selama era orde baru. Jika dicermati dalam bidang kajian kebijakan nasional dibidang pendidikan, penekanan “pendidikan kewargenegaraan” model orde baru diperkuat dalam dokumen politik yang dikenal sebagai Garis-garis Besar Haluan Negera sebagai ketetapan MPR – lembaga tertinggi negara menurut UUD 1945 ketika itu.

 

Pada GBHN pertama orde baru, yaitu GBHN 1973, diperkenalkan bidan kajian “pendidikan kewargenegaraan” yang baru dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan sejak Taman Kanan-kanak (TK) hingga perguruan tinggi, meski tidak khusus menunjuk pada satu bidang studi, namun telah ditafsirkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Penamaan mata pelajaran menurut GBHN dalam dunia pendidikan Indonesia selama orde baru, dirasakan “istimewa” untuk bidang studi PMP, hingga GBHN 1998 – yakni GBHN terakhir MPR rezim orde baru.

 

Besarnya rezim kekuasaan terhadap “pendidikan kewarganegaraan” model PMP tersebut, mengakibatkan terjadinya reduksionisme misi mata kajian itu dalam kerangka membentuk warga negara yang baik. Reduksi itu nampak ketika pendidikan Pancasila yang dieskplisitkan dengan label PMP, seakan-akan menjadi satu-satunya mata pelajaran yang harus bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter warga negara, khusunya kepada generasi muda.

 

Dalam kasus rezim orde baru di Indonesia, pembentukan karakter warga negara secara eksplisit dimuat dalam produk politik tertinggi di lembaga negara, MPR, berupa GBHN. Dokumen politik ini pada gilirannya diterjemahkan kedalam produk kebijakan operasional bidang pendidikan oleh kementerian pendidikan dalam setiap Kabinet Pembangunan di bawah presiden Soeharto.

 

Secara formal, Pasal 39 UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional ketika itu mendeskripsikan pendidikan kewarganegaraan sebagai “…usaha membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengannegara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.” Implikasi pesan pasal ini dalam kurikulum 1994 untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah ialah dengan memperlakukan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewargenegaraan (PPKn).

 

Peran negara menafsirkan ideologi nasional melalui arena pendidikan tidak hanya dilakukan rezim orde baru. Sebelumnya, ditahun 1959/1960an ketika gegap dempita Demokrasi Terpimpin begitu kuat dipanggung politik ketika itu, telah diperkenalkan mata pelajaran Civics dalam dunia pendidikan Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya buku terbitan Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PP & K) yang berjudul “Civics Masyarakat dan Manusia Indonesia Baru,” karangan Mr. Soepado, dan kawan-kawan.

 

Materi buku ini berisi tentang Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia; Pancasila; UUD 1945; Demokrasi dan Ekonomi Terpimpin; Konfrensi Asia-Afrika, Hak dan Kewajiban Warga Negara, Manifesto Politik; Laksana Malaikat; dan lampiran-lampiran Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Pidato Lahirnya Pancasila, Panca Wardana, dan Declaration of Human Rights; serta pidato-pidato lainnya dari Presiden Soekarno dalam “Tujuh Bahan Pokok Indoktrinasi” (Tubapi) dan UDHR dan kebijakan Panca Wardhana dari menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Prijono.

 

Pendidikan kewarganegaraan pada masa Pemerintahan Soekarno, berkembang dengan nomenklatur mata pelajaran : Kewarganegaraan (1957), dan Civics (1961). Mata pelajaran Kearganegaraan (1957) membahas cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan Civics (1961) lebih banyak membahas sejarah kebangkitan nasional, UUD 1945, pidato-pidato politik kenegaraan, terutama untuk “national and character building” bangsa Indonesia seperti pelajaran Civics di Amerika Serikat pada tahun-tahun setelah Deklarasi Kemerdekaan Amerika.

 

Perkembangan berikutnya, mata pelajaran ―Civics yang kemudian diganti menjadi ―Kewargaan Negara‖ pada 1962, pada Kurikulum 1968 ditetapkan secara resmi menjadi ―Pendidikan Kewargaan Negara.‖ Di dalam kurikulum ini, penjabaran ideologi Pancasila sebagai pokok bahasan dianggap mengedepankan kajian tata negara dan sejarah perjuangan bangsa, sedangkan aspek moralnya belum nampak (Aman, et.al, 1982: 11).

 

Kajian Pendidikan Kewargaan Negara untuk masing-masing jenjang berbeda-beda kekomplekannya. Untuk jenjang sekolah dasar Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara meliputi program pembelajaran Sejarah Indonesia, Civics, dan Ilmu Bumi. Untuk jenjang SMP, Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara meliputi program pembelajaran isinya Sejarah Kebangsaan (30%), Kejadian setelah Indonesia merdeka (30%), dan UUD 1945 (40%). Untuk jenjang SMA, Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara meliputi program pembelajaran sebagian besar terdiri atas UUD 1945 (Somantri, 2001: 284-285).

 

Penanaman nilai-nilai moral yang cenderung hegemonik dari negara melalui proses pendidikan pada era Orde Baru mulai menampakkan kekuatannya ketika secara formal Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1973 menyebut perlunya: ―Kurikulum di semua tingkat pendidikan …berisikan Pendidikan Moral Pancasila. Meskipun sebutan ―Moral Pancasila‖ dilekatkan untuk pendidikan kewarganegaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah, namun materi-materi dalam masing-masing pokok bahasan, nampak bernuansa Civics seperti dalam Kurikulum 1968.

 

Hal ini tampak dari susunan materi PMP yang dikembangkan dengan pendekatan tujuan dalam Kurikulum 1975. Sebagai gambaran penjabaran materi PMP dalam butir-butir pokok bahasan pada Kurikulum 1975 memperlihatkan bahwa materi Civics selain berupa Sejarah Kebangsaan, Kejadian setelah Indonesia merdeka, dan UUD 1945, secara eksplisit memasukan nilai-nilai dari masing-masing sila Pancasila dan pesan-pesan 4 pentingnya pembangunan (seperti Rencana Pembangunan Lima Tahun dan GBHN) bagi bangsa Indonesia. (Samsuri, 2012).

 

Pada masa ini masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih paham tentang dasar-dasar cinta Tanah Air, dan mengetahui tentang sejarah lahirnya bangsa Indonesia, akhirnya menciptakan warga negara yang matang dan peduli untuk kemajuan bangsa Indonesia, terlebih mahasiswa sebagai agen perubahan dan sosial kontrol. Mahasiswa tidak hanya berdiam diri mengejar nilai dan IP tinggi, tetapi karena kesadaran mereka akibat dari pendidikan kewarganageraan yang matang, akhirnya mereka mampu sadar diri dan menekan tirani yang jauh dari kata sejahtera, dan penyelewengan yang merajalela.

 

3.2       Keadaan Pendidikan Kewargengaraan Pada Masa Refromasi

 

Dalam kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan Era Reformasi di Indonesia, bahwa pada pendidikan kewarganegaraan dapat diartikan sebagai titik temu antara 2 hal. Pertama, perubahan politik melalui gerakan reformasi nasional telah mendorong pembaharuan pendidikan kewarganegaraan sebagai bagian dari gerakan reformasi pendidikan nasional secara keseluruhan.

 

Pilihan reformasi pendidikan kewarganegaraan tidak semata-mata merubah paradigma kajian yang menekankan pada penguasaan subyek matters yang dominan aspek afektif, tetapi bergeser atau berganti pada paradigma kajian yang menekankan kepada penguasaan kompetensi kewarganegaraan bagi para siswa yang meliputi aspek pengetahuan atau materi kajian tentang kewarganegaraan, aspek keterampilan atau kecakapan dan aspek prilaku.

 

Kedua, wacana penguatan masyarakat kewargaan pasca-perang dingin di sejumlah negara bekas komunis di Eropa Timur ataupun rezim otoriter di Afrika Selatan telah mendorong perkembangan pendidikan kewarganegaraan sebaga cara membentuk warga negara demokratis. (Hasibuan, 2014)

 

Dengan demikian, ada keterkaitan antara faktor yang pertama dan kedua terhadap proses reformasi pendidikan kewaganegaraan, dimana pembaharuan lahir dan digerakkan oleh gerakan masyarakat kewargaan berbasis kampus, dengan memanfaatkan forum-forum Departemen Pendidikan Nasional.

Contoh Penutup Makalah yang Baik dan Benar

Pada bagian terakhir dari pembahasan yang ada di makalah adalah bagian penutup, yang biasanya berisi kesimpulan besar dari seluruh pembahasan teori dan data dalam makalah.

Kesimpulan bisa jadi sesuai dengan hipotesa awal namun bisa juga hasilnya berbeda. Namun yang jelas kesimpulan harus mengandung jawaban atau tujuan yang dituliskan dalam bab 1.

Penutup juga berisi kritik dan saran dari penulis. Sekaligus disampaikan apakah hal penelitian itu cukup memuaskan atau masih dilakukan penelitian lanjutan.

Perhatikan contoh bagian penutup makalah yang baik dan benar berikut ini:

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

  1. Pendidikan kewarganegaraan sangat berpangaruh terhadap pemahaman dan kecintaan terhadap negeri ini.
  2. Pendidikan kewarganegaraan pada masa Orde Baru sangat digalakan dan bahkan diwajibkan diseluruh jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan Tinggi.
  3. Pendidikan kewarganegaraan pada masa Reformasi lebih menekankan pada keilmuan dan politik yang terjadi pada saat ini, dan kurang digalakan sehingga mengakibatkan kurang pedulinya masyarakat sekarang terhadap cinta tanah air.
  4. Pergerakan mahasiswa pada zaman dulu lebih bisa bersatu dan bahkan menurunkan rezim itu karena mereka memahami secara mendalam nilai-nilai kewarganegaraan, hingga bisa memiliki satu visi dan kegelisahan bersama yang akhirnya bisa menurunkan rezim.

B.     SARAN

Semoga penelitian ini dapat dikembangkan lebih bagus dan lebih berisi lagi dengan mempertimbangkan kekurangan dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Makalah ini belum memiliki silabus pendidikan kewarganegaraan pada masa orde baru dan reformasi, sehingga belum ada perbandingan yang relevan.
  2. Belum adanya data-data pergerakan mahasiswa pada masa orde baru dan reformasi dari sumber yang terpercaya.

Itulah beberapa poin penting dalam membuat makalah yang baik dan benar, sebenarnya masih ada yang harus dicantumkan dalam makalah yang kamu akan buat, yaitu daftar pustaka.

Namun penulisan dan teknis menuliskan daftar pustaka akan di bahas di tulisan lain.

Kesimpulannya dalam membuat makalah, kamu harus lebih banyak berlatih menulis, dengan memahami teknis susunan dalam membuat makalah, dan hindari copy-paste dari makalah lain, agar makalah yang kamu buat menjadi makalah yang baik dan benar.

Baca juga: Cara Membuat Proposal untuk Berbagai Kegiatan

Tinggalkan komentar